Diskriminasi Terhadap Kaum Minoritas (ODHA dan LGBT)

By Bowo' on Saturday, December 4, 2010

Salam cybers!. Membicarakan tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia memang tak ada habis – habisnya, satu kasus belum selesai muncul lagi kasus – kasus baru yang tak kalah heboh. Salah satu jenis pelanggaran HAM yang selalu ada dan tak kunjung selesai adalah Diskriminasi terhadap kaum – kaum minoritas. Apa itu deskriminasi? OK, lets begun!!

Deskriminasi adalah suatu pelayanan atau perlakuan yang tidak adil (sama) terhadap individu atau kelompok tertentu, dimana aturan dari pelayanan atau perlakuan tersebut dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu atau kelompok tersebut. Diskriminasi juga dimaksud dengan pembatasan, penolakan, pengucilan, pelecehan, penyimpangan atau pengurangan penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam lingkungan masyarakat oleh kelompok mayoritas di lingkungan tersebut. 

Diskriminasi merupakan kejadian yang biasa dijumpai di lingkungan masyarakat, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda – bedakan yang lainya. Ketidaksamaan pemikiran, ketidaksetaraan kasta / ras / golongan, kesenjangan sosial, suku, ekonomi, kepercayaan, agama, kondisi fisik dan gender (jenis kelamin) menjadi alasan dasar seseorang individu atau kelompok di beda – bedakan perlakuanya di lingkungan masyarakat. 

Dalam hal ini seorang ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) dan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) paling banyak mengalami tindakan diskriminatif tersebut. Mereka di diskriminasi  karena mereka dianggap orang yang memiliki moralitas kurang, mereka dianggap tidak bermoral atau berperilaku menyimpang sehingga masyarakat  bersikap diskriminatif kepada mereka dengan alasan sebagai judgement (hukuman) mereka juga dikira berbahaya bagi masyarakat sehingga harus di jauhi.

Orang Dengan HIV / AIDS (ODHA) masih selalu menjadi subyek yang dianggap membahayakan bagi lingkungan masyarakat. Bermacam – macam pandangan buruk yang ada pada kelompok / individu ini membuat mereka dikucilkan dan mendapat perlakuan yang tidak sama dengan yang lainya oleh masyarakat sekitar. Sikap underestimate masyarakat sekitar terhadap individu / kelompok minoritas tersebut membuat mereka semakin jauh dari keadilan, tidak dihargai dan tidak diberikan haknya sebagai mahkluk sosial seperti yang lainya. Seharusnya mereka mendapat perlakuan yang sama dengan yang lain karena mereka juga manusia biasa yang memiliki hak untuk itu. Tidak adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas tersebut juga semakin membuat mereka tersingkir dari kehidupan bermasyarakat. 

Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang diperoleh ODHA dan LGBT pun terjadi di hampir seluruh aspek, baik politik, ekonomi, sosial dan budaya. Di setiap lingkup ODHA dan LGBT tidak sepenuhnya memiliki hak dan perlindungan yang sama dengan masyarakat dominan, hak untuk hidup, berkehidupan layak, bekerja bahkan bersosialisasi dengan masyarakat karena apa yang mereka lakukan tidak diakui dalam sistem hukum negara sebagai tindakan yang legal dan dianggap bertentangan dengan perilaku masyarakat dominan. Bahkan dalam banyak situasi kehadiran mereka dipandang sebagai ancaman dan gangguan terhadap ketertiban umum. Kaum waria misalnya, mereka merupakan bagian dari masyarakat tersisih yang dilupakan kehadiranya, baik oleh masyarakat maupun negara. Mereka ada sebagai warga negara yang sah, namun dalam kehidupan sehari – hari mereka mengalami diskriminasi yang berlapis – lapis. Mulai dari pengucilan oleh lingkunagn keluarga, dihinakan di lingkungan pendidikan, dikeluarkan dari lingkungan pekerjaan, perbedaan pelayanan oleh aparat pemerintahan, hingga tindakan – tindakan pelecehan yang dilakukan aparat negara maupun masyarakat di lingkungan sekitar dimana mereka berada. Meski ada banyak diantara mereka yang berpendidikan tinggi, bergelar sarjana,  pada umumnya kalangan waria hanya berserak sebagai bagian dari kehidupan jalanan. Tidak cukup pilihan pekerjaan bagi mereka karena mereka juga di kucilkan di lingkungan pekerjaan,  untuk menopang kehidupan mereka hanya ada pilihan yaitu di jalanan, dunia hiburan, kecantikan atau fashion. Di level yang lebih rendah banyak diantara mereka yang terpaksa bekerja berparuh waktu di salon siang hari atau menjadi pengamen, sementara di malam hari sebagai penghibur dan pekerja seks. Bahkan di dunia pekerjaan yang pilihanya sangat sedikit tersebut mereka masih banyak menerima perlakuan – perlakuan yang melanggar hak asasi manusia, mereka tidak dihargai mereka dipukul, ditampar, diludahi dan dilecehkan.

Biasanya seseorang ODHA dan LGBT mengalami penolakan dari keluarga atau masyarakat setelah mereka mengaku atau ketahuan sebagai ODHA atau LGBT. Tindakan buruk  yang dilakukan keluarga atau masyarakat dapat berupa ancaman untuk menyembunyikan orientasi seksualnya, membatasi pergaulan, memaksanya untuk melakukan sesuatu, penolakan, ataupun pengusiran. Tetapi jika diamati lebih jauh mereka memperoleh perlakuan itu karena banyak masyarakat yang pengetahuanya masih minim terhadap kelompok tersebut.

Kampanye tentang bahaya HIV / AIDS bukanlah hanya seremonial semata yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, ini adalah masalah kesadaran kita bersama. Tiap hari masih ada banyak orang yang terkena HIV / AIDS. Jadi pembangunan kesadaran itu harus lebih sering dilakukan, dan masyarakat harus mengakui keberadaan LGBT dan menerimanya sebagai salah satu bagian dari kelompok masyarakat yang heterogen. Dengan tidak dikucilkan dan diperlakukan sama dengan yang lainya, maka masyarakat akan sedikit demi sedikit mengerti , dan mereka pun (LGBT dan ODHA) akan dengan mudah diterima di lingkungan masyarakat manapun terutama di lingkungan pekerjaan. Dengan itu akan banyak tercipta lapangan pekerjaan bagi mereka sehingga mereka tidak harus menjadi bagian dari pekerjaan yang tidak layak (pekerja seks), setelah hal tersebut tercapai maka para pengidap HIV / AIDS (ODHA) akan berkurang dan bahkan tidak ada seseorang pun yang harus menjadi ODHA.

Banyak orang merasa bahwa LGBT dan ODHA adalah menjijikan, banyak orang beranggapan bahwa jika mereka dekat - dekat dengan ODHA mereka akan tertular, banyak pula orang yang sudah mengetahui cara - cara penularan HIV / AIDS, tapi mereka malah lebih suka dekat - dekat dengan perilaku yang menyebabkan mereka terjangkit oleh penyakit ini, bukan orang yang mengidap penyakit ini.

JAUHI PENYAKITNYA, BUKAN PENGIDAPNYA!!!.

{ 1 Comments...Add one }

Anonymous said...

link anda udah tertaut di blogku,,salam kenal,,,q kasih nama
cyberskills,,silahkan cek di link sahabatnya,,ditunggu link backnya juga

http://yoyon12.wordpress.com

Post a Comment